Aksi Nyata Brimob Kalbar Bangun Jembatan Desa, Akses Pendidikan Warga Ketapang Kembali Terhubung
ketapangnews.web.id Kepedulian terhadap kebutuhan dasar masyarakat kembali ditunjukkan oleh Satuan Brimob Polda Kalimantan Barat melalui pembangunan jembatan penghubung antar dusun di Kabupaten Ketapang. Aksi sosial ini tidak hanya menjawab persoalan infrastruktur desa, tetapi juga menyentuh langsung kebutuhan paling mendasar warga, yakni akses pendidikan dan mobilitas harian.
Jembatan yang dibangun menjadi jalur vital bagi masyarakat Desa Sukabaru, khususnya bagi anak-anak sekolah yang selama waktu cukup lama harus menghadapi kesulitan saat berangkat dan pulang sekolah. Kerusakan jembatan sebelumnya membuat aktivitas warga terganggu dan memaksa mereka mencari jalur alternatif yang lebih jauh serta berisiko.
Jembatan Penghubung Dua Dusun yang Vital
Jembatan tersebut menghubungkan Dusun Tanjung Beras Basah dan Dusun Lembah Teratai di wilayah Desa Sukabaru, Kecamatan Benua Kayong. Jalur ini merupakan akses utama yang digunakan warga untuk berbagai aktivitas sehari-hari, mulai dari bekerja, berdagang, hingga mengakses fasilitas pendidikan dan layanan publik.
Kondisi jembatan yang rusak parah sebelumnya membuat warga kesulitan melintas. Bahkan, dalam beberapa periode, jembatan tersebut tidak dapat digunakan sama sekali karena lapuk dimakan usia. Situasi ini menjadi tantangan besar bagi desa dengan jumlah penduduk yang cukup besar dan aktivitas yang saling terhubung antar dusun.
Inisiatif Swadaya dan Gotong Royong
Pembangunan jembatan dilakukan secara swadaya dengan melibatkan berbagai pihak. Personel Brimob dari Mako Kompi 4 Batalyon A Pelopor menjadi penggerak utama kegiatan ini, didukung oleh personel Polres Ketapang serta partisipasi aktif masyarakat setempat. Sejumlah tokoh masyarakat turut bergotong royong, menunjukkan kuatnya semangat kebersamaan dalam menyelesaikan persoalan desa.
Kolaborasi antara aparat dan warga ini menjadi contoh nyata bagaimana masalah infrastruktur dapat diatasi melalui kerja sama dan kepedulian bersama. Kehadiran aparat di tengah masyarakat bukan hanya sebagai penjaga keamanan, tetapi juga sebagai mitra pembangunan sosial.
Spesifikasi Jembatan dan Proses Pengerjaan
Jembatan yang dibangun memiliki ukuran sekitar empat meter kali lima setengah meter, dengan lantai beton setebal dua puluh sentimeter. Struktur pondasi menggunakan kayu ulin yang dikenal kuat dan tahan lama, sehingga diharapkan mampu menopang beban dan aktivitas warga dalam jangka panjang.
Proses pengerjaan jembatan diperkirakan memakan waktu beberapa hari kerja dengan melibatkan tenaga gabungan. Selain aspek teknis, pembangunan juga memperhatikan faktor keselamatan agar jembatan dapat digunakan secara aman oleh anak-anak sekolah maupun warga lainnya.
Akses Pendidikan yang Sempat Terhambat
Salah satu dampak paling terasa dari rusaknya jembatan adalah terganggunya akses pendidikan. Anak-anak Desa Sukabaru yang bersekolah di SD Negeri 19 Benua Kayong dan SMP Negeri 7 Benua Kayong harus menempuh jalur memutar dengan jarak lebih jauh. Kondisi ini tidak hanya melelahkan, tetapi juga berpotensi membahayakan keselamatan mereka.
Di wilayah tertentu, ratusan warga bergantung pada jembatan tersebut sebagai jalur utama. Dengan kembali berfungsinya jembatan, akses menuju sekolah menjadi lebih aman dan efisien, sehingga diharapkan dapat meningkatkan kenyamanan dan semangat belajar anak-anak.
Suara dan Harapan Warga Desa
Warga Desa Sukabaru menyambut baik pembangunan jembatan ini. Mereka mengungkapkan rasa syukur atas bantuan yang diberikan, mengingat rencana pembangunan sebelumnya belum dapat direalisasikan karena keterbatasan anggaran desa. Keterbatasan tersebut membuat perbaikan jembatan tertunda cukup lama, meski kebutuhan akan akses tersebut sangat mendesak.
Bagi masyarakat, kehadiran Brimob menjadi angin segar di tengah keterbatasan. Bantuan ini dinilai sangat berarti karena langsung menyentuh kebutuhan nyata warga dan berdampak besar terhadap kehidupan sehari-hari.
Tantangan Infrastruktur di Wilayah Pedesaan
Desa Sukabaru dihuni oleh ribuan jiwa yang sangat bergantung pada akses penghubung antar dusun. Tantangan infrastruktur di wilayah pedesaan seperti ini sering kali menjadi persoalan klasik, terutama ketika keterbatasan anggaran dan kondisi geografis menjadi hambatan.
Pembangunan jembatan oleh Brimob Kalbar menunjukkan bahwa permasalahan infrastruktur tidak selalu harus menunggu proses panjang. Dengan inisiatif, kolaborasi, dan kepedulian, solusi konkret dapat diwujudkan untuk membantu masyarakat.
Harapan untuk Perbaikan Infrastruktur Lain
Selain jembatan yang sedang dibangun, masih terdapat jembatan lain di wilayah tersebut yang kondisinya juga memprihatinkan. Warga berharap perhatian serupa dapat diberikan untuk infrastruktur lain yang memiliki fungsi penting bagi mobilitas dan keselamatan masyarakat.
Harapan ini mencerminkan kebutuhan berkelanjutan akan dukungan dan kolaborasi lintas pihak dalam memperbaiki infrastruktur desa. Pemerataan pembangunan menjadi kunci agar masyarakat di wilayah pedesaan tidak tertinggal.
Brimob sebagai Mitra Sosial Masyarakat
Kegiatan pembangunan jembatan ini menegaskan peran Brimob tidak hanya sebagai satuan penugasan keamanan, tetapi juga sebagai mitra sosial masyarakat. Kehadiran Brimob di tengah warga memberikan dampak positif, membangun kepercayaan, dan memperkuat hubungan antara aparat dan masyarakat.
Aksi nyata seperti ini diharapkan dapat terus berlanjut dan menjadi inspirasi bagi berbagai pihak untuk turut berkontribusi dalam pembangunan sosial. Dengan akses yang kembali terhubung, warga Desa Sukabaru kini dapat menjalani aktivitas sehari-hari dengan lebih aman, nyaman, dan penuh harapan.

Cek Juga Artikel Dari Platform lagupopuler.web.id
