Mahasiswa PLP Selesai Menjalani Praktik Tiga Bulan di Ketapang dan Resmi Kembali ke Kampus
ketapangnews.web.id Sebanyak 62 mahasiswa Universitas PGRI Pontianak yang mengikuti Program Pengenalan Lapangan Persekolahan (PLP) di Kabupaten Ketapang akhirnya kembali ke kampus setelah menuntaskan masa praktik selama tiga bulan. Mereka ditempatkan di 13 sekolah berbeda dan menjalankan kegiatan program sesuai dengan bidang studi masing-masing. Program ini merupakan bagian dari kurikulum perguruan tinggi untuk memberikan pengalaman nyata di dunia pendidikan.
Prosesi penyerahan kembali mahasiswa berlangsung di Aula Distanakbuan Ketapang dan dipimpin oleh Staf Ahli Bupati Bidang Pemerintahan, Hukum, dan Politik, Darma. Acara berlangsung sederhana namun penuh apresiasi, menandai berakhirnya masa praktik lapangan yang dijalani para mahasiswa.
Program PLP menjadi momentum penting bagi mahasiswa yang sedang mempersiapkan diri menjadi pendidik profesional. Selama tiga bulan penuh, mereka terlibat dalam kegiatan belajar-mengajar, menyusun perangkat pembelajaran, serta mengamati pola interaksi guru dan siswa di sekolah tempat mereka bertugas.
Menghubungkan Teori Kampus dengan Realitas Kelas
Dalam sambutannya, Darma menegaskan bahwa Program PLP merupakan salah satu metode terbaik untuk menjembatani ilmu teoritis di kampus dengan kebutuhan nyata di sekolah. Menurutnya, mahasiswa mendapatkan kesempatan yang tidak selalu bisa diperoleh di ruang kuliah, yaitu berinteraksi langsung dengan siswa, guru, serta lingkungan sekolah yang sesungguhnya.
Mahasiswa tidak hanya mengamati, tetapi juga menganalisis bagaimana pembelajaran berlangsung. Mereka belajar tentang dinamika kelas, perencanaan pembelajaran, manajemen waktu, serta cara menangani berbagai karakter siswa. Semua itu menjadi fondasi penting untuk membentuk kemampuan pedagogik mahasiswa.
Program PLP juga memberi ruang bagi mahasiswa untuk mengasah kemampuan profesional mereka. Darma menilai pengalaman ini akan menjadi bekal berharga bagi calon pendidik agar siap menghadapi berbagai tantangan di dunia pendidikan.
Pengalaman Mahasiswa Selama Tiga Bulan Praktik
Selama menjalankan praktik PLP, mahasiswa menghadapi berbagai situasi yang tidak pernah mereka temui sebelumnya di kampus. Ada yang diminta membantu menjalankan pembelajaran penuh, ada pula yang dilibatkan dalam kegiatan sekolah lainnya seperti ekstrakurikuler, administrasi kelas, dan perencanaan kegiatan.
Beberapa mahasiswa juga diberi kesempatan menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), memandu diskusi, dan memberikan materi pelajaran secara langsung di hadapan siswa. Tantangan seperti pengelolaan kelas yang beragam dan kebutuhan adaptasi yang cepat menjadi bagian dari proses pembelajaran mereka.
Di beberapa sekolah, mahasiswa juga terlibat dalam perbaikan media pembelajaran dan membantu guru memanfaatkan teknologi digital untuk mendukung proses belajar. Hal ini memberi mereka kesempatan menerapkan kreativitas sekaligus memperkenalkan inovasi kecil dalam pembelajaran.
Apresiasi Pemerintah Daerah kepada Mahasiswa dan Sekolah
Pada kesempatan tersebut, Darma menyampaikan apresiasi kepada seluruh mahasiswa yang telah berupaya maksimal menjalani praktik lapangan. Ia juga menyampaikan terima kasih kepada sekolah-sekolah di Ketapang yang telah menerima mahasiswa PLP dan memberikan bimbingan selama masa praktik berlangsung.
Pemerintah daerah memandang program seperti PLP sebagai bagian penting dari upaya peningkatan kualitas pendidikan. Dengan mengirim mahasiswa ke sekolah-sekolah, perguruan tinggi turut berkontribusi dalam membantu tenaga pendidik lokal, meskipun dalam bentuk proses belajar mengajar yang terbatas.
Selain itu, keterlibatan mahasiswa dalam kegiatan sekolah memberikan suasana baru bagi para siswa. Banyak guru menyampaikan bahwa kehadiran mahasiswa PLP membawa energi positif dan kreativitas yang menjadi warna baru dalam pembelajaran.
Harapan untuk Masa Depan Pendidikan
Program PLP tidak hanya memberikan manfaat bagi mahasiswa, tetapi juga bagi sekolah dan pemerintah daerah. Pengalaman lapangan menjadi sarana untuk menilai kompetensi calon pendidik sebelum mereka benar-benar masuk ke dunia kerja. Mahasiswa dapat mengukur sejauh mana kesiapan mereka dan mengevaluasi aspek apa saja yang perlu ditingkatkan.
Darma berharap mahasiswa yang telah menuntaskan PLP dapat membawa pulang pengalaman berharga itu dan terus berkembang menjadi pendidik yang berkualitas. Ia mengingatkan bahwa dunia pendidikan membutuhkan pendidik yang tidak hanya pintar secara akademis, tetapi juga memiliki kemampuan interpersonal, empati, dan dedikasi tinggi.
Program PLP juga diharapkan menjadi jembatan untuk membangun kolaborasi lebih erat antara pemerintah daerah, sekolah, dan perguruan tinggi. Kolaborasi semacam ini akan membantu menciptakan ekosistem pendidikan yang lebih baik dan lebih responsif terhadap kebutuhan zaman.
Kepulangan Mahasiswa sebagai Penutup Perjalanan Pembelajaran
Dengan berakhirnya masa praktik, mahasiswa kembali membawa banyak pengalaman baru ke kampus mereka. Pengalaman itu akan menjadi bahan refleksi sekaligus motivasi untuk menyelesaikan studi dan mempersiapkan diri memasuki dunia kerja.
Meskipun program telah selesai, hubungan antara sekolah-sekolah di Ketapang dan Universitas PGRI Pontianak diharapkan dapat terus berlanjut. Kerja sama di bidang pendidikan sangat penting untuk memastikan regenerasi tenaga pendidik yang lebih baik di masa depan.
Kesimpulan: PLP sebagai Wadah Pembentukan Kompetensi Calon Guru
Program PLP selama tiga bulan memberikan banyak pembelajaran yang tidak dapat diperoleh sepenuhnya di ruang kuliah. Mahasiswa memperoleh pengalaman langsung yang membentuk karakter, kompetensi, dan pola pikir seorang pendidik. Pemerintah daerah menilai program ini sebagai langkah penting untuk meningkatkan kualitas pendidikan.
Dengan kembalinya 62 mahasiswa ke kampus, berakhir sudah satu babak perjalanan mereka di Ketapang. Namun, pembelajaran yang mereka peroleh akan menjadi bekal penting untuk masa depan sebagai pendidik yang profesional dan berdedikasi.

Cek Juga Artikel Dari Platform ngobrol.online
