SLCN 2025 Hadir di Ketapang: BMKG Latih Nelayan Membaca Informasi Cuaca Laut
BMKG Hadirkan SLCN di Ketapang
ketapangnews.web.id – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melalui Stasiun Meteorologi Maritim Pontianak menggelar kegiatan Sekolah Lapang Cuaca Nelayan (SLCN) Provinsi Kalimantan Barat 2025 di Aula Desa Sungai Awan Kanan, Kabupaten Ketapang.
Acara ini resmi dibuka oleh Staf Ahli Bupati Ketapang Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Pembangunan Drs. H. Maryadi Asmu’ie, M.M., yang mewakili Bupati Ketapang. Simbolisasi pembukaan dilakukan dengan pemukulan gong.
Turut hadir dalam kegiatan ini Koordinator BMKG Kalimantan Barat, Kepala Stasiun Meteorologi Rahadi Oesman Ketapang, serta perwakilan Pemerintah Kabupaten Ketapang, jajaran Forkopimda, dan berbagai undangan dari instansi terkait.
Tema: Nelayan Hebat, Selamat, dan Sejahtera
Dengan mengusung tema “Dengan SLCN Wujudkan Nelayan Hebat, Selamat, dan Sejahtera”, kegiatan ini berfokus pada peningkatan pemahaman nelayan mengenai informasi cuaca maritim.
Tujuannya tidak hanya sebatas memberikan pengetahuan, tetapi juga mendukung aspek keselamatan saat melaut, peningkatan produktivitas, dan kesejahteraan masyarakat pesisir.
Komitmen BMKG untuk Nelayan
Dalam sambutannya, Direktur Meteorologi Penerbangan Achadi Subarkah Raharjo, S.Si., mewakili Deputi Meteorologi, menegaskan komitmen BMKG untuk terus menyediakan layanan informasi cuaca yang mudah diakses masyarakat.
Melalui SLCN, peserta dilatih untuk:
- Membaca prakiraan cuaca maritim.
- Memahami peringatan dini gelombang dan angin.
- Menggunakan aplikasi informasi cuaca BMKG sebagai panduan sebelum melaut.
“Layanan informasi ini diharapkan bisa menjadi pegangan utama nelayan dalam menentukan waktu yang tepat untuk berlayar sehingga hasil tangkapan lebih optimal dan risiko di laut dapat diminimalkan,” jelas Achadi.
Peserta dan Materi Pelatihan
SLCN 2025 diikuti oleh 70 nelayan perwakilan dari berbagai desa pesisir di Kabupaten Ketapang. Selain praktek membaca data cuaca, peserta juga mendapatkan materi tambahan berupa:
- Strategi adaptasi terhadap cuaca ekstrem.
- Pemanfaatan teknologi informasi maritim, termasuk aplikasi INAWIS (Indonesia Weather Information for Shipping).
Materi ini dirancang agar nelayan mampu mengantisipasi perubahan cuaca sekaligus meningkatkan hasil tangkapan laut secara berkelanjutan.
Dampak yang Diharapkan
Kegiatan ini diharapkan membawa dampak positif bagi nelayan Ketapang, baik dari sisi keselamatan maupun kesejahteraan ekonomi. Dengan bekal pemahaman cuaca yang lebih baik, nelayan dapat mengurangi risiko kecelakaan laut, sekaligus meningkatkan efisiensi waktu dan biaya saat mencari ikan.
“Melalui SLCN, kami ingin membangun nelayan yang tidak hanya hebat dalam menangkap ikan, tetapi juga selamat saat berlayar dan sejahtera dalam kehidupannya,” ujar Achadi.
Kesimpulan
SLCN 2025 yang digelar BMKG di Ketapang menjadi langkah nyata dalam mendukung nelayan Indonesia menghadapi tantangan cuaca maritim. Dengan pelatihan ini, nelayan diharapkan semakin mandiri, terampil, dan adaptif terhadap kondisi iklim, sehingga laut tidak lagi menjadi ancaman, melainkan sumber kesejahteraan yang berkelanjutan.
Cek juga sekarang artikel paling baru di pontianaknews.web.id

